Saturday, January 30, 2010

Maafkan Aku lin...(PART 2)

"Loh lin, kok ngelamun c, nggak seneng ea aku maen kesini...?", pertanyaan Anda membuyarkan lamunan Arlin.
"Hem. . Nggak gt, kamu c diem aja jd aku nglamu deh....", berkata sambil tersenyum.
Suasana akrabpun semakin terasa antara mereka berdua, terbukti se"kali mereka tertawa bersamaan. Hingga jam menunjukkan pukul 21:00 dan Andapun berpamitan pulang, tak lupa Arlin mengantar Anda sampai m0bil.

"Sampai besok ea...", kata" itu yang hanya terdengar dari bibir Anda sambil meluncur mengendarai m0bil.
"Ok. .", jwb Arlin sambil melambaikan tangannya. Arlin hanya bisa tersenyum" sendiri ketika mendengar Anda akan mengajaknya makan, malam minggu besok.

"Wah. . Keliatannya adik kakak kok girang amat c. .!", kak Bunga mencoba menggoda adiknya.
"Ah kakak bisa aja, Arlin bobok dulu ea kak. . .", sambil berlari menuju kamarnya, disertai hati yang berbunga-bunga. Ia pun sudah tidak sabar menunggu besok malam.

Pagipun tiba, jam menunjukkan pukul 06.25, Arlin bergegas menuju halte yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari rumahnya, untuk menunggu bus langganannya. Cukup dg 20 menit Arlin sampai di Sekolahnya, tanpa basa-basi Arlin langsung menuju kelasnya.

"Pagi. . . . .!!" dengan senyum khasnya, Arlin menyapa 2 teman karibnya, Rico dan Viana.
Tanpa menjawab tiba-tiba Rico menggoda Arlin, "Ehem. .ehem, ceile e e eh.... Td malam diapelin siapa tuh . . ??".
Arlin bergegas duduk didekat Viana sambil menahan senyum.
"Maksud kamu apa c co. . .?? Aku gak ngerti.." jawab Arlin penuh teka-teki.
"Nggak ngerti apa pura" nggak ngerti. . . Iye deh yang nanti malem mau kencan ma Si Pujaan hati. ."
Arlin baru mengerti apa maksud Rico.
"Sapa juga yang mau kencan. . .", Arlin berkata sambil mengeluarkan buku biologinya. Sementara itu Viana nggak ngerti apa yang dibìcarain Arlin dan Rico, bukan karena tulalit, tapi karena Viana jarang keluar untuk sekedar maen sama Arlin dan Rico, maklum Viana adalah seorang m0del remaja yang sedang naek daun.

"Makanya jangan sibuk terus sama kerjaan buuuk...!", ledek Rico.
"Iya deh, iya. . . Tapi tunggu sebentar, td kamu bilang Arlin mau kencan sama cowok, wah capa tuh. . . sama Adrian, ketua OSIS itu ea...?", Viana mencoba menebak dg suara keras, hingga semua pandangan anak 1 kelas tertuju pada mereka bertiga.

---to be continued---

No comments:

Post a Comment